My Dream
Sebagai
seorang mahasiswa yang menempuh studi S1 di bidang Teknologi Pangan dan Hasil
Pertanian, saya memiliki ambisi besar untuk berwirausaha di bidang pengolahan
pangan dan hasil pertanian dengan memanfaatkan berbagai potensi sumber daya
yang melimpah di daerah asal saya. Di pulau Kalimantan terutama Provinsi
Kalimantan Timur, daerah asal saya, industri yang banyak berkembang adalah
industri di bidang pertambangan dan bahan kimia. Hal tersebut dikarenakan
daerah perairan lepas pantai di Kalimantan banyak ditemukan timbunan minyak dan
gas bumi yang melimpah, sehingga banyak perusahaan asing dengan permodalan yang
kuat mendirikan kilang-kilang minyak dan pabrik pengolahan minyak dan gas bumi.
Sementara itu, di daerah daratan banyak terdapat tambang batu bara, emas, dan
berlian yang dibangun dengan merusak kondisi alam yang telah seimbang tanpa
memperdulikan akibat yang ditimbulkan. Pembukaan lahan untuk tambang sangat
merugikan dilihat dari segi keseimbangan ekosistem karena pada umumnya daerah
tambang dibuka dengan merusak hutan kemudian meninggalkan daerah tambang yang
telah habis sumber daya alamnya begitu saja tanpa melakukan rehabilitasi
lingkungan. Selain itu pembukaan lahan tambang biasanya dilakukan dengan
membakar hutan di daerah yang akan digunakan untuk mempercepat proses
pengosongan lahan. Namun hal tersebut berdampak besar terhadap kebakaran hutan
yang merembet ke daerah hutan lain yang tidak ingin digunakan dan mengakibatkan
polusi udara yang berdampak lanjut pada terganggunya aktivitas masyarakat
sekitar. Pembakaran hutan tersebut menyebabkan berkurangnya keanekaragaman
hayati di Kalimantan yang melimpah dan belum tereksplorasi secara keseluruhan
seperti halnya pohon tengkawang yang ternyata bijinya mampu menghasilkan minyak
berkualitas tinggi seperti cocoa butter. Pohon tersebut kini menjadi salah satu
pohon yang dilindungi di Kalimantan karena jumlahnya yang sangat berkurang
selama beberapa tahun terakhir oleh adanya pembukaan lahan baru, baik untuk
perkebunan maupun untuk lahan tambang.
Oleh karena itu, sudah selayaknya seorang teknologi pangan yang ingin
mendirikan sebuah usaha di bidang pangan tidak hanya berorientasi pada keuntungan
namun juga memberi kontribusi pada lingkungan, termasuk menjaga dan
melestarikan lingkungan.
Sebagai
seorang teknolog pangan, saya bercita-cita untuk mendirikan industri pengolahan
biji tengkawang yang memiliki sifat-sifat khas yang juga dimiliki oleh lemak
kakao. Lemak kakao dikenal memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena memiliki
sifat fisik yang sangat khas, yaitu memiliki rentang titik leleh yang tajam
sehingga sering digunakan dalam industri permen cokelat maupun kosmetik.
Permintaan lemak kakao dunia masih sangat tinggi, namun pemenuhannya sangat
terbatas. Minyak tengkawang diharapkan mampu menjadi substituen atau komplemen
bagi lemak kakao sehingga permintaan dunia terhadap lemak kakao dapat
terpenuhi.
Dengan
memiliki industri pengolahan biji tengkawang, maka paling tidak saya harus
memiliki perkebunan tengkawang atau membina petani tengkawang lokal untuk
membudidayakan tengkawang. Pembudidayaan tengkawang yang dilakukan secara tidak
langsung memberi kontribusi terhadap pelestarian lingkungan hidup dan menjaga
eksistensi flora yang dilindungi. Selain itu, membina petani tengkawang lokal
juga memiliki kontribusi dalam pemberdayaan masyarakat lokal untuk meningkatkan
kesejahteraan petani lokal.
Pada
dasarnya tengkawang merupakan tanaman hutan tropis yang mudah hidup dan
beradaptasi. Pohon tengkawang lebih tahan terhadap kekurangan air daripada
kelapa sawit yang sekarang banyak dikembangkan di Kalimantan. Kelapa sawit
memiliki akar serabut dan membutuhkan perhatian ekstra dalam perawatannya.
Selain itu kelapa sawit juga banyak membutuhkan air dan lebih rentan terserang
penyakit di bandingkan tengkawang.
Sementara itu pohon tengkawang memiliki akar tunggang yang kuat dalam
mencengkram tanah sehingga mampu mencegah terjadinya erosi akibat guyuran hujan
terus menerus yang sering terjadi di Kalimantan. Selain itu pohon tengkawang
juga memiliki tajuk yang lebar yang berukuran cukup besar sehingga sangat
membantu dalam produksi oksigen untuk pemenuhan kebutuhan oksigen dunia.
Meskipun begitu, pohon tengkawang memiliki masa yang lama untuk mulai belajar
berbuah sehingga rekayasa genetika untuk mempercepat dan mengoptimalkan masa
berbuah sangat dibutuhkan dalam usaha pengembangan industri biji tengkawang dan
pelestarian pohon tengkawang.
Saya
juga menaruh minat di bidang usaha pengolahan hasil perikanan karena daerah
tempat tinggal saya merupakan daerah dataran rendah yang dekat dengan laut. Kebanyakan
penduduk pesisir pantai berprofesi sebagai nelayan, penambak, maupun petani
rumput laut. Hasil laut yang mereka peroleh biasanya dijual dalam bentuk segar,
dikeringkan, maupun diasinkan secara konvensional. Namun belum ada usaha dari
penduduk pesisir pantai untuk menjual produk olahan mereka dalam bentuk kaleng
maupun kemasan yang dapat memperpanjang masa simpan agar jangkauan distribusi
lebih jauh. Selain itu penjualan produk hasil perikanan dalam bentuk olahan
masih terbatas. Pada saat musim jenis ikan tertentu, hasil tangkapan ikan jenis
tersebut sangat melimpah dan harga yang didapatkan sangat murah. Namun ketika
ikan tersebut sedang tidak musim, harga ikan tersebut menjadi sangat tinggi.
Untuk mengantisipasi harga ikan yang tidak stabil tersebut, ikan dapat diolah
dalam kemasan kaleng maupun hasil olahan ikan lainnya sehingga jenis ikan
tersebut masih cukup mudah didapatkan walaupun bukan dimusimnya. Oleh
karenanya, saya berminat untuk mendirikan pabrik pengolahan hasil perikanan di
daerah saya dan memandangnya sebagai bidang usaha yang cukup menjanjikan.